Anddy's Theme

12/25/09

PROJECT ANDDY 01: Monolog Schreiber

SCHREIBER: Bertengger meremas kerumunan awan di atas gunung para pemimpi. Meresapi, menutup mata. Berdiri dan berharap untuk mengetahui sebuah dogma dan mempelajarinya dalam-dalam. Kalau aku lelah, aku pun segera duduk di singgasana kokohku--yang terbuat dari tanah sampai angkasa; Dari keringat sampai darah. Aku membuatnya sendiri. Aku membuatnya dari masa bertelanjang kaki sampai dengan, terbang dengan iringan sayap kupu-kupu berwarna-warni.

Dan, ada saja... Orang-orang Awan menggerutu mengenai perihal impianku. Bah! Aku tidak bicara bahasa Awan. Maaf. Aku hanya bisa berbicara Cahaya. Awan bagiku terlalu rapuh, terlalu mudah terhasut angin. Nah! Coba lihat Cahaya, lihat! Demikian terang, halus, abstrak, bisa juga menyembuhkan dan membunuh harapan. Mengapa pula aku harus memahami orang-orang Awan? Apa sebab? Apa? Percuma! Aku tidak butuh mereka! Tidak butuh! Aku hanya butuh sensasi cahaya. Sebab aku sendiri adalah cahaya...

Cahaya bisa muncul dari segala arah dan rupa, dari berkehendak hingga tak bermakna. Awan? Yah, segitu-gitu saja. Sekedar menggantung tidak jelas untung. Memang tinggi dan kalem, tetapi apakah jaminan? Menjadi Awan membuatmu paling tinggi dari semua makhluk? Apakah... mampu berbicara dan berperilaku menjadi Awan adalah sebuah barometer kepintaran absolut? Bah! Kalau begitu aku jadi Tuhan kalau bisa bicara bahasa Awan, dong?

Terima kasih atas tawarannya, para khalayak luas di bawah sana. Terima kasih. Aku sudah nyaman menjadi Cahaya. Sebutlah aku tidak tahu aturan, liar dan tidak berpotensi besar. Tetapi aku yakin akan arahku kemana. Aku sekarang berada di atas gunung sang pemimpi yang para Awan pun sering kerumuni tetapi, kalian tidak bisa melihatku jelas bukan? Yah begitulah, begitulah kalau kalian berpersepsi rada-rada pas khas Awan-awan. Ujung jempol kakiku... apakah kelihatan? Padahal aku rawat lho? Tidak kelihatan bukan? Makanya, belajar juga persepsi Cahaya! Kalau perlu dari Daun, Batu, Kayu sampai Bakteri, Kotoran, hajar semua sekalian! Pelajari sampai mampus! Baru kalian PANTAS jadi Tuhan! (Alex Jhon, Desember 26, 2009)

1 comments:

Novenia said...

Alexa, I like this! I can feel more of yourself pouring the words from your heart. Keep it going. I wanna read more from this kind of you..hihihi.. :D

Post a Comment